ASTAGATRA DALAM BIDANG IDEOLOGI
Pendekatan astagatra merupakan sebuah pendekatan yang melihat kehidupan nasional sebagai sebuah system yang terdiri dari delapan gatra yang saling mempengaruhi satu sama lain. Kedelapan gatra tersebut meliputi aspek alamiah (tri-gatra) dan aspek sosial (panca-gatra), antara lain:
1. Aspek Alamiah (Tri-gatra)
Aspek alamiah ketahanan nasional terdiri dari:
a. Letak goegrafis Negara
b. Kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
2. Aspek Sosial (Panca-gatra)
Aspek sosial ketahanan nasional terdiri dari:
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial budaya
e. Pertahanan dan keamanan
Mengenai hal ini, akan dibahas tentang astagatra dalam bidang ideologi. Seperti yang telah diketahui bahwa ideology Indonesia adalah pancasila yang harus dipegang teguh dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta suasana tentram dan damai.
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. Ideologi tersebut berisikan tentang serangkaian nilai (norma) atau sistem dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka.
Ideology erat sekali hubungannya dengan filsafat, karena filsafat merupakan dasar dari gagasan yang berupa ideology. Filsafat memberikan dasar renungan atas ideology itu sehingga dapat dijelmakan menjadi suatu gagasan untuk pedoman dalam bertindak.
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa. Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu
- Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak setuju secara bersama.
- Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, artinya masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu.
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesepakatan filosofis dan kesepakatan politis dari segenap elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Dapat juga dikatakan bahwa hakikat pancasila adalah suatu kontrak sosial seluruh elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Tujuan pokok dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara, sehingga konsenkuensinya seluruh aspek dalam penyelenggaraan Negara berasaskan sistem nilai yang terkandung dalam pancasila.
Negara merupakan masyarakat hukum yang merupakan kesatuan organis sehingga setiap anggota, bagian, lapisan, kelompok maupun golongan yang ada yang membentuk Negara, satu dengan lainnya saling berhubungan erat dan merupakan satu kesatuan hidup. Eksistensi setiap unsur hanya berarti dalam hubungannya dengan keseluruhan. Setiap bagian Negara memiliki tempat , kedudukan, dan fungsi masing-masing yang harus diakui, dijamin, dihargai dan dihormati. Paham ini beranggapan bahwa setiap unsur merasa berkewajiban akan terciptanya keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Hal ini yang dilukiskan dalam suatu seloka bhineka tunggal ika.
Ketahanan nasional bidang ideologi merupakan suatu kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan ideologi didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, rongrongan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar Negara Indonesia maupun yang datang dari dalam Negara Indonesia sendiri.
Dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional bidang ideologi dipengaruhi oleh sistem nilai artinya kemanfaatan ideologi sangat bergantung kepada serangkaian nilai yang terkandung didalamnya yang dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi dalam kehidupan masyarakat baik secara pribadi, makhluk sosial, maupun sebagai warga Negara sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk tuhan YME.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar