Rabu, 18 April 2012

Cara Penilaian Baik dan Buruk

            Manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam tingkah laku yang dapat mencerminkan jati dirinya sendiri yang dapat membedakan antara manusia yang satu dengan yang lain. Tingkah laku dalam hal ini merupakan perbuatan yang dilakukan manusia dalam kesehariannya sebagai individu maupun kelompok. Perbuatan yang dilakukan manusia tersebut yang nantinya akan menghasilkan pendapat-pendapat sebagai penilaian berdasarkan beberapa sudut pandang antara manusia yang satu dengan yang lain. Beberapa penilaian tersebut dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu baik dan buruk.
Sesuatu hal dapat dikatakan baik apabila hal tersebut dapat diterima secara positif, mendatangkan kebahagiaan, dan tidak merugikan siapapun. Sebaliknya, suatu hal dapat dikatakan buruk apabila hal tersebut melanggar peraturan-peraturan yang ada yang dapat merugikan pihak tertentu. Penilaian baik dan buruk ini dapat dilakukan dengan beberapa cara dari berbagain sudut pandang, antara lain:
1.        Penilaian baik dan buruk menurut agama
Menurut agama, sesuatu atau perbuatan yang dianggap baik adalah hal yang dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Sebaliknya, sesuatu atau perbuatan yang dianggap buruk adalah hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Namun dalam praktiknya, manusia pasti tidak akan pernah lepas dari kesalahan. Kesalahan yang dimaksud adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, oleh karena itu keimanan dan ketaqwaan sangat berperan penting. Agama di seluruh dunia umumnya dan Indonesia khususnya pada dasarnya mengajarkan hal yang baik, hanya saja cara penilaian dan tolok ukur dari masing-masing agama tentang baik dan buruk yang membedakannya.
2.        Penilaian baik dan buruk menurut adat istiadat
Menurut adat istiadat atau disebut juga aliran sosialisme, penilaian baik dan buruk ditentukan berdasarkan peraturan yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat tersebut. Biasanya masing-masing adat istiadat memiliki peraturan masing-masing yang telah menjadi pedoman serta selalu berpegang teguh pada peraturan tersebut. Orang yang melanggar peraturan tersebut biasanya akan dihakimi berdasarkan konsekuensi yang telah disepakati secara adat istiadat. Masyarakat dalam kehidupannya selalu memiliki adat istiadat mengenai cara berpakaian, makan, minum, dan sebagainya dan membuat manusia yang mengikutinya dapat dikatakan sebagai orang baik dan sebagainya.
3.        Penilaian baik dan buruk menurut kebahagiaan
Menurut paham kebahagiaan atau hedonisme, yang dimaksud perbuatan baik adalah perbuatan yang selalu mendatangkan kebahagiaan, kesenangan, dan kenikmatan. Selain itu, ada pula perbuatan yang mendatangkan penderitaan dan kepedihan, itulah perbuatan yang termasuk dalam perbuatan buruk. Pada dasarnya semua manusia menginginkan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kehidupannya, oleh karena itu kebahagiaan merupakan tujuan hidup manusia sejak dilahirkan. Tak ada manusia yang menginginkan hidup penuh penderitaan. Paham ini dalam perkembangannya memiliki dua tahap. Tahap pertama lebih kepada paham yang bersifat ilmiah dan intelektual, tahap kedua lebih bersifat individual dan universal. Tahap pertama lebih mementingkan kebahagiaan akal dan rohani daripada badan karena akal dan rohani dapat merancang kebahagiaan sehingga sifatnya lebih lama dan kekal, sebaliknya dengan kebahagiaan badan. Tahap kedua yang bersifat individual lebih kepada pencapaian kebahagiaan utnuk diri sendiri sedangkan universal mengenai perncapaian kebahagian untuk orang lain.
4.        Penilaian baik dan buruk menurut bisikan hati (intuisi)
Bisikan hati atau intuisi merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan perbuatan yang dilakukan termasuk perbuatan baik ataupun buruk tanpa melihat akibat yang dapat memiliki kekuatan dalam jiwanya untuk membedakan antara perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik merupakan perbuatan yang dinilai baik sesuai dengan penilaian hati nurani yang dipandang baik. Sebaliknya, perbuatan buruk merupakan perbuatan yang dipandang buruk berdasarkan hati nurani manusia.
5.        Penilaian baik dan buruk menurut evolusi
Evolusi merupakan proses berkembangnya semua yang ada di alam menuju kesempurnaan. Menurut paham ini, semua yang ada di alam selalu (berangsur-angsur) mengalami evolusi. Manusia pada dasarnya selalu mengalami perkembangan, khususnya pada tingkah lakunya. Hal tersebut pasti terjadi karena manusia selalu ingin mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia menurut paham ini adalah kebahagiaan, yang menyebabkan manusia harus berkembang terus sesuai dengan lingkungannya agar tujuan atau cita-cita hidupnya tercapai. Menurut evolusi Darwin (1809-1882) adalah seorang ahli pengetahuan ynag paling banyak mengemukakan teorinya. Darwin dalam bukunya, Origin of Species dengan konsep selection of nature, struggle for life, dan survival for the fittest. Inti dari teori tersebut bahwa alam akan selalu menyaring segala yang ada di alam, dalam hal ini yang mampu bertahanlah yang akan tetap hidup. Mengadopsi dari teori Darwin, bahwa yang bertahan dalam hal ini adalah nilai moral. Seiring berkembangnya zaman dan juga perilaku manusia, maka yang nilai moralnya tetap bertahan akan dipandang baik dan yang tidak bertahan akan dipandang buruk.
6.        Penilaian baik dan buruk menurut utilitarisme
Utilitarisme berasal dari kata utilis yang berarti berguna. Menurut paham ini, sesuatu yang berguna dapat dipandang baik, dan yang tidak berguna dipandang buruk. Pada masa sekarang ini, perkembangan dibidang teknik lebih pesat sehingga kegunaan dalam hal ini menjadi yang paling utama. Hal tersebut menyebabkan kegunaan selalu dikaitkan dengan materi dan juga hanya menganggap apa saja yang ada gunanya. Kemudian berkembang lagi pengertian kegunaan menjadi bermanfaat agar tidak selalu berhubungan dengan materi. Salah satu contohnya adalah kegunaan dalam hal rohani, yaitu orang yang bermanfaat bagi orang lain akan selalu dipandang baik, dan sebaliknya yang merugikan orang lain akan selalu dipandang buruk.
7.        Penilaian baik dan buruk menurut paham eudaemonisme
Menurut paham ini, yang menjadi pokok adalah kebahagiaan diri sendiri dan kebahagiaan orang lain. Hal ini berarti paham ini tidak hanya mementingkan kebahagiaan diri sendiri yang menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Manusia yang dapat mencapai kebahagiaan sendiri dan juga orang lain dianggap baik, dan juga sebaliknya. 
8.        Penilaian baik dan buruk menurut aliran pragmatisme
Menurut aliran ini, yang menjadi pokok adalah sesuatu yang berguna bagi diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material. Aliran ini menitikberatkan pada pengalaman, sehingga penganutnya tidak mengenal istilah kebenaran. Kebenaran hanyalah hal yang bersifat abstrak dan tidak menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupannya. Penilaian baik dan buruk hanyalah dilihat berdasarkan pengalaman hidupnya dan lingkungannya.  
9.        Penilaian baik dan buruk menurut aliran positivisme
Menurut aliran ini, ilmu alam merupakan satu-satunya ilmu yang dianggap benar. Aliran ini menolak berbagai macam spekulasi yang dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan. Menurut Comte untuk menciptakan masyarakat yang adil, diperlukan metode positif yang kepastiannya tidak dapat digugat. Terdapat empat ciri yang menjadi dasar pemikiran metode ini, yaitu:
a.       Metode ini diarahkan pada fakta-fakta
b.      Metode ini diarahkan pada perbaikan terus menerus dari syarat-syarat hidup
c.       Metode ini berusaha kearah kepastian
d.      Metode ini berusaha kearah kecermatan
10.    Penilaian baik dan buruk menurut aliran naturalisme
Menurut aliran ini yang menjadi penilaian baik dan buruk adalah sesuatu yang dianggap sesuai dengan alam. Hal tersebut berarti mereka yang berperilaku secara alami dianggap sebagai sesuatu yang baik, dan mereka yang berperilaku secara tidak alami dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Berperilaku secara alami berarti bertindak sebagaimana seharusnya mereka sebagai makhluk alam, tidak dibuat-buat dan sesuai dengan kepribadian masing-masing.
11.    Penilaian baik dan buruk menurut aliran vitalisme
Aliran ini merupakan bantahan dari aliran naturalisme. Hal yang menjadi penilaian baik dan buruk adalah “vitae” yang berarti hidup. Aliran ini berkeyakinan bahwa segala yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia harus dicapai dengan usaha yang keras. Manusia yang kuatlah yang akan menjadi pemenangnya dan dapat tetap hidup. Peperangan sangat dihalalkan dalam aliran ini, sehingga mereka yang ingin tetap hidup harus terus bersaing antara yang lainnya untuk menentukan siapa yang paling kuat.
12.    Penilaian baik dan buruk menurut aliran idealisme
Aliran ini memiliki ungkapan “segala yang ada hanyalah yang tiada”. Maksud dari ungkapan tersebut adalah akal pikiran manusia sangat berperan penting, karena sesuatu yang ada hanyalah hasil pemikiran manusia dan tidak akan sebagus dan seindah aslinya. Pemikiran manusia tersebut berbentuk ide-ide yang nantinya akan menjadi penilaian baik dan buruk. Sesuatu yang dianggap baik dan buruk menurut aliran ini hanyalah ada di dalam pikiran manusia itu sendiri.
13.    Penilaian baik dan buruk menurut aliran eksistensialisme
Aliran ini memiliki ungkapan Truth is subjectivity”. Maksud dari ungkapan tersebut adalah eksistensi atau keberadaan manusia selalu berhubungan langsung dengan keputusan yang diambilnya. Hal tersebut berarti sesuatu akan terjadi jika manusia telah memutuskannya, jika tidak maka tidak terjadi apa-apa. Oleh karena itu, masing-masing individu itu sendiri yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya sendiri. Jika kebenaran dan kebaikan ada didalam dirinya maka itulah yang terbaik baginya, dan apabila keburukan terletak pada dirinya maka itulah yang disebut buruk untuk dirinya.
14.    Penilaian baik dan buruk menurut aliran marxisme
Berdasarkan “Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran ini memperbolehkan segala cara yang dilakukan asal dapat mencapai tujuan. Apapun cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan dianggap baik berdasarkan aliran marxisme ini. Sebaliknya, jika mereka yang tak dapat melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dianggap buruk.
15.    Penilaian baik dan buruk menurut aliran komunisme
Aliran komunisme adalah salah satu aliranyang paling berpengaruh dalam dunia politik. Aliran ini berpendapat bahwa kaum buruh dan tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Penilaian baik dan buruk tergantung pada bagaimana mereka dapat mengikuti dengan baik sebagai apa mereka seharusnya. Buruh yang seharusnya menuruti semua perintah atasannya, maka itu yang disebut baik dan sebaliknya.


Sumber:

http://kanaichishino. wordpress.com/2012/03/14/etika-dan-penilaian-baik-dan-buruk/
http://leqoen.blogspot.com/2011/02/aliran-komunisme.html




Pabrik Tepung Ikan ( Bab V)

BAB V
SIMPULAN


Tepung ikan adalah sebuah produk yang digunakan sebagai konsumsi hewan ternak termasuk ikan. Perusahaan tepung ikan yang berlokasi didaerah marunda ini mempunyai kapasitas pabrik yang cukup besar dalam memproduksi tepung ikan. Kapasitas produksi dari pabrik tepung ikan ini adalah 5 ton per hari sehingga selama setahun produksi pabrik ini dapat memproduksi 1560 ton tepung ikan. Selama 1 tahun pabrik tepung ikan ini mendapat keuntungan bersih yang cukup besar hingga mencapai Rp. 2.431.200.000,-.
Kami yakin dapat merealisasikan perencanaan tentang pabrik tepung ikan yang sudah kami buat nantinya. Perencanaan tentang pabrik tepung ikan ini memerlukan modal yang cukup besar pada awalnya. Modal awal yang digunakan adalah uang pinjaman dari bank sebesar Rp. 5.000.000.000,- . Keuntungan yang didapat dari penjualan tepung ikan selama setahun digunakan untuk membayar pinjaman kepada bank yang digunakan sebagai modal awal untuk membangun pabrik tepung ikan. Pembayaran pinjaman kepada bank diperkirakan dapat terselesaikan selama 1 tahun 11 bulan.
Bahan baku dari tepung ikan adalah limbah ikan yang sudah tidak terpakai lagi.Bahan baku dapat diperoleh dipasar ikan maupun dari nelayan. Metode yang digunakan untuk mengolah kembali limbah ikan ini adalah dengan cara memasak kembali limbah ikan yang terlebih dahulu sudah dibersihkan. Limbah ikan yang yang sudah dimasak lalu dikeringkan dan dijemur dibawah sinar matahari. Limbah ikan yang sudah melewati proses proses tersebut akan diolah lagi menggunakan mesin hingga air dan minyak yang terkandung dalam ikan hilang. Ikan yang sudah hilang kandungan air dan minyaknyanya akan digiling hingga hancur.
Sumber Daya Manusia  yang digunakan dalam proses pembuatan tepung ikan mengambil dari warga sekitar daerah marunda. Tingkat keterampilan SDM yang dibutuhkan untuk pabrik tepung ikan adalah SDM dengan kemampuan sedang atau biasanya hanya dibawah rata rata. Mereka dibayar sebagai buruh dengan gaji bulanan sebesar Rp. 1.350.000,-.
Pesaing dalam industri ini cukup banyak salah satunya negara china yang sedang terlibat kesepakatan AFTA dengan indonesia. China mampu menjual tepung ikan dengan harga yang lebih murah. Masalah ini dapat diatasi dengan mencari alternatif bahan baku lain yang kualitasnya sebanding dengan bahan tepung ikan pada umumnya namun lebih murah sehingga harga produk tepung ikan dapat di tekan seminimal mungkin tetapi tidak mengurangi kualitasnya.
           
NB: tulisan ini orginal dari pemikiran Mahasiswa Teknik Industri Gunadarma. Mereka adalah Andreas Gerald, Gressella, Aji Wibowo, Maxs Wicaksono, Raditya Bayu, Prameswari RJ


Pabrik Tepung Ikan ( Bab IV)

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1       Struktur Keuangan Pabrik Tepung Ikan Kapasitas 5 Ton / Hari
            Pembahasan pada struktur keuangan pabrik tepung ikan terdiri dari pendapatan, pengeluaran, dan kredit perbankan. Adapun penjelasan dari setiap pembahasan adalah sebagai berikut.

A.    Pendapatan
1.      Penjualan
Harga Tepung Ikan Rp. 5000,-/ Kg
Per Hari 5 Ton x Rp. 5000,- = Rp. 25.000.000,-
Per Bulan 26 Hari x Rp. 25.000.000,- = Rp. 676.000.000,-

Total Penjualan Per Tahun =                                     Rp.     8.112.000.000,-

B.     Pengeluaran
1.      Investasi
Biaya Pembangunan Pabrik
a.       Harga Tanah 2500 m3            Rp.      1.625.000.000,-
b.      Pajak Bangunan                      Rp.          10.625.000,-
c.       Biaya Konstruksi                    Rp.       500.000.000,-
d.      Biaya Kontraktor                    Rp.        100.000.000,-
e.       Biaya Pengadaan Mesin          Rp.     1.051.300.000,- 
      Total                                      Rp.    3.286.925.000,-

2.      Operasional
a.       Pengadaan Bahan Baku
Per Bulan = Rp. 130.000.000,-
Harga Bahan Baku setahun     
Rp.     1.560.000.000,-
b.      Tenaga Kerja
50 tenaga kerja x Rp. 1.350.000/bulan               
= Rp. 67.500.000,- x 12 bulan  
Rp.        810.000.000,-
c.       Bahan Bakar/Energi (fuel)
Per tahun = Rp. 58.500.000,- x 12 bulan  
Rp.        702.000.000,-
d.      Bahan Baku Listrik
Per tahun = Rp. 53.450.000,- x 12 bulan  
Rp.        641.400.000,-
e.       Biaya Telepon
Per Tahun = Rp. 2.000.000,- x 12 bulan 
Rp.         24.000.000,-
f.       Transportasi
Per tahun = Rp. 11.700.000,- x 12 bulan 
Rp.        140.400.000,-
g.      Pemasaran
Per tahun = Rp. 2.000.000,- x 12 bulan 
Rp.          24.000.000,-
h.      Management
Per tahun = Rp. 15.000.000,- x 12 bulan 
Rp.        180.000.000,-
i.        Perawatan
Mesin Produksi
Per tahun = Rp. 8.000.000,- x 12 bulan              
Rp.          96.000.000,-
j.        Pengembangan dan lain-lain
Per tahun = Rp. 5.000.000,- x 12 bulan              
Rp.          60.000.000,-
Sub-Total     Rp.    4.237.800.000,- 

C.    Kredit Perbankan
a.       Jumlah pinjaman = Rp. 5.000.000.000,-
Cicilan pokok per bulan selama 4 tahun
= Rp 104.166.666,-
Per tahun = Rp. 104.166.666,- x 12 bulan                    
Rp.  1.250.000.000,-
b.      Cicilan bunga per bulan 0,5 %
= Rp. 16.083.334
Per tahun = Rp. 16.083.334,-                                                
Rp.      193.000.000,-
Total Pengeluaran
Per Tahun                                                                       
Rp.    5.680.800.000,-

Break Even Point (BEP)
Pemasukan / Pendapatan per bulan    Rp.         676.000.000,-
Pengeluaran per bulan
-. Operasional                                   Rp.        353.150.000,-
Income sebelum Pajak                      Rp.        322.850.000,-
Perhitungan BEP
= = 10,18 11 bulan


4.2       Estimasi Cashflow

            Estimasi cashflow merupakan suatu tabel penjabaran rincian dari struktur keuangan dari  pembuatan pabrik tepung ikan. Adapun penjabaran dari rincian pembuatan tepung ikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

NB: tulisan ini orginal dari pemikiran Mahasiswa Teknik Industri Gunadarma. Mereka adalah Andreas Gerald, Gressella, Aji Wibowo, Maxs Wicaksono, Raditya Bayu, Prameswari RJ

Pabrik Tepung Ikan (Bab III)

BAB III
PROSES PRODUKSI


3.1       Diagram Proses Produksi
            Proses produksi dari pembuatan tepung ikan, berawal dari bahan mentah yaitu ikan yang diproses menjadi tepung ikan. Berikut ini merupakan aliran dari proses produksi pembuatan tepung ikan.
Gambar 3.1 Diagram Proses Pembuatan Tepung Ikan

3.2       Mesin dan Peralatan yang Digunakan
            Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tepung ikan terdiri dari 7 mesin dan alat. Adapun penjelasan dari masing-masing mesin dan alat yang digunakan dalam proses pembuatan tepung ikan adalah sebagai berikut.
a.         Mesin hamermill
Mesin ini digunakan untuk menghancurkan ikan-ikan yang akan diproduksi. Ikan-ikan yang dihancurkan memiliki tekstur berbentuk kasar. Adapun gambar untuk mesin hamermill  adalah sebagai berikut.
Gambar 3.2 Hamermill
b.        Conveyor
Alat ini dapat digunakan untuk menghubungkan suatu proses terhadap proses selanjutnya. Alat ini juga menghubungkan suatu bahan dari suatu mesin ke mesin yang lain.
c.         Steam cooking
Mesin ini dapat digunakan untuk memasak ikan-ikan yang sebelumnya telah dihancurkan. Ikan-ikan yang masih mentah dimasak pada steam cooking hingga matang. Adapun gambar untuk mesin steam cooking adalah sebagai berikut.
Gambar 3.3 Steam Cooking
d.        Conveyor
Alat ini dapat digunakan untuk menghubungkan suatu proses terhadap proses selanjutnya. Alat ini juga menghubungkan suatu bahan dari suatu mesin ke mesin yang lain.
e.         Press
Mesin ini dapat digunakan untuk memisahkan minyak dan air pada ikan dengan menggunakan cara penekanan terhadap ikan tersebut. Adapun dambar untuk mesin press dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 3.4 Press
f.         Conveyor
Alat ini dapat digunakan untuk menghubungkan suatu proses terhadap proses selanjutnya. Alat ini juga menghubungkan suatu bahan dari suatu mesin ke mesin yang lain.
g.        Dryer
Mesin ini dapat digunakan untuk mengeringkan ikan-ikan yang telah dipress agar ikan-ikan yang akan diproses selanjutnya menjadi kering seperti tepung.
h.        Conveyor
Alat ini dapat digunakan untuk menghubungkan suatu proses terhadap proses selanjutnya. Alat ini juga menghubungkan suatu bahan dari suatu mesin ke mesin yang lain.

j.     Diskmill
Mesin ini digunakan untuk menghaluskan kembali ikan-ikan yang sebelumnya telah dipotong berbentuk kasar dan diproses kembali dengan diskmill menjadi tepung ikan.

Gambar 3.5 Diskmill
k.        Conveyor
Alat ini dapat digunakan untuk menghubungkan suatu proses terhadap proses selanjutnya. Alat ini juga menghubungkan suatu bahan dari suatu mesin ke mesin yang lain.

3.3       Daftar Mesin dan Peralatan Pabrik Tepung Ikan
Proses pembuatan tepung ikan menggunakan alat-alat serta mesin yang berguna untuk membantu proses produksi. Adapun rincian harga beserta spesifikasinya dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.      Tangki Minyak Ikan (2 unit)
Rincian:
Kapasitas               = 5000 liter
Harga                    = Rp. 24.000.000,-
Gambar 3.6 Tangki Minyak
2.      Timbangan (2 unit)
Rincian:
Merek                    = OCN(Crane Sale)
Display                  = 5 Digits
Power Source        = 6V/10AH
Kapasitas               = 5000 kg
Harga                    = Rp. 3.000.000,-
Gambar 3.7 Timbangan

3.      Mesin Steam Cooker
Rincian:
Model                    = SZZ1000
Kapasitas               = 1000 Kg
Dimensi                 = 11800 x 1900 x 2400 mm
Harga                    = Rp. 26.000.000,-
4.      Mesin Press Cooker
Rincian:
Model                    = P37.2.1
Berat                     = 2000 kg
Kapasitas               = 1000 kg
Dimensi                 = 3500 x 1200 x 1000 mm
Power Source        = 3 fasa, 50 Hz, 380 V
Penggerak             = Motor Gear
Harga                    = Rp. 21.000.000,-
5.      7 Unit Dryer/Pengering Kapasitas up to 1000 kg/jam
Rincian:
Model                    = V-37
Harga                    = Rp. 168.000.000,-
6.      Hammermill Kapasitas (2 unit)
Rincian:
Merek                    = Crusher
Kapasitas               = 300 Kg/jam
Dimensi                 = 1300 x 800 x 1500 mm
Penggerak             = Diesel 2000 Hp
Harga                    = Rp. 56.000.000,-
7.      Genset
Rincian:
Merek                    = Catterpilar
Power Supply        = 725 Kva
Speed                     = 1500
Harga                    = Rp. 78.000.000,-
Gambar 3.8 Genset
8.      Diesel Forklift (2 unit)
Rincian:
Merek                    = Toyota
Model                    = TOYOTA 1DZ-II
Kapasitas               = 1000 kg
Transmisi               = Manual/Powershift
Harga                    = Rp. 160.000.000,-
Gambar 3.9 Diesel Forklift
9.      Disk Mill (Mesin Penepung)
Rincian:
Model                    = FFC-45
Kapasitas               = 650 Kg/Jam
Rotational Speed   = 3000 Rpm
Motor Power         = 11 Kw
Berat                     = 224 Kg
Dimensi                 = 1150x755x1425 mm
Harga                    = Rp. 12.500.000,-
10.  Conveyor (7 unit)
Rincian:
Model                    = FLX8
Berat                     = 230 kg
Power Supply        = 2.2 Kw
Diameter Pipa       = 159 mm
Harga                    = Rp. 56.000.000,-
11.  Truk Hino (2 unit)
Rincian:
Merek                    = Hino
Panjang                 = 9,2 meter
Harga                    = Rp. 441.800.000,-
12.  Mesin Penjahit Karung Beras Plastik
Rincian:
Merek                    = Maksipack
Produsen               = PT. Tk Mesin Maksindo
Dimensi                 = 1000x500x1000mm
Perlengkapan         = Konveyor Manual
Harga                    = Rp.  5.000.000,-

Gambar 3.10 Mesin Jait Karung

NB: tulisan ini orginal dari pemikiran Mahasiswa Teknik Industri Gunadarma. Mereka adalah Andreas Gerald, Gressella, Aji Wibowo, Maxs Wicaksono, Raditya Bayu, Prameswari RJ