Materi
tentang apa itu kewirausahaan, tujuan, ciri-ciri, dan penjelasan lainya sudah
saya jabarkan pada tulisan sebelumnya. Nah untuk tulisan selanjutnya ini saya
mencoba mengamati salah satu dari implementasi tentang kewirausahaan. Jadi,
dalam hal ini saya mewawancarai salah satu narasumber yang memiliki jiwa
kewirausahaan. Beliau ini bermata pencaharian usaha warung kecil-kecilan di
daerah Tanah Baru, Depok.
Seorang
pria yang bernama Iwan yang membuka warungnya di daerah Tanah Baru, Depok sejak
5 tahun yang lalu, yaitu tepatnya pada pertengahan tahun 2007. Pak iwan ini
memiliki tiga orang anak, satu lelaki dan dua wanita. Sebelum membuka usaha
warung rumahan ini, Pak Iwan sempat membuka usaha warung “Bakso Pacitan” di
tempat yang sama.
Pak
Iwan memilih membuka usaha bakso karena beliau berasal dari Pacitan, Jawa Timur
dimana usaha keluarganya yang terkenal adalah membuat bakso dengan ciri khas
kota Pacitan. Setelah itu memilih untuk membuka warung rumahan karena usaha
“Bakso Pacitan” tersebut dialihkan ke kakak tunggalnya. Jadi lokasi usaha
“Bakso Pacitan” dan warung miliknya tersebut bersebelahan.
Meskipun
hanya kecil-kecilan, usahanya tersebut saat ini masih mampu menyekolahkan
anak-anaknya. Anak lelaki yang pertama sudah SMP dan anak perempuan yang kedua
masih SD, sedangkan anak perempuannya yang ketiga masih balita. Ketiganya
beserta istrinya bertempat tinggal di Bekasi bersama mertua dan adik iparnya. Beliau
ini tidak malu dengan pekerjaan yang digelutinya sekarang. Baginya, selama
pekerjaan tersebut masih halal tidak ada halangan baginya untuk menghidupi
keluarganya dengan hasil jerih payahnya.
Jujur
saya sedikit terharu dengan bapak tiga orang anak ini. Beliau memang tidak
memiliki keahlian khusus untuk memperoleh pekerjaan yang lebih menjanjikan dari
ini, namun semangat beliau tidak pernah surut dalam hal mencari nafkah untuk
keluarganya selama itu halal.
Pernah
suatu ketika anak laki-lakinya terkena fitnah di sekolahnya. Akhirnya guru-guru
di sekolah anaknya tersebut membuat agenda rapat dengan orang tua murid dengan
dalih Pak Iwan ini bias datang. Benar saja, Pak Iwan dengan sigapnya sebagai
seorang bapak meninggalkan pekerjaannya untuk beberapa saat -padahal saat itu
sedang ramai-ramainya- untuk mengklarifikasi msalah yang menimpa anak lelaki
semata wayangnya itu. Kepada guru anaknya tersebut beliau berkata “Bu, meskipun
saya pengangguran yang hanya menjaga warung, tetapi saya tidak punya waktu jika
hanya mengurusi masalah seperti ini, apa sebenarnya masalah anak saya?”
Guru
tersebut tidak bisa menjawab dengan benar, hanya pernyataan-pernyataan “ngawur”
yang dilontarkan guru tersebut. Artinya, Pak Iwan ini benar-benar seorang bapak
yang bertanggung jawab kepada keluarganya. Beliau tidak akan membiarkan sesuatu
yang buruk terjadi kepada keluargganya. Jelas hanya demi membela anaknya beliau
jauh-jauh dari Depok ke Bekasi hanya demi menyelesaikan masalah anaknya
tersebut.
Terlepas
dari itu semua, Pak Iwan ini senang berwiraswasta karena menurutnya lebih bebas
dan tidak ada aturan khusus yang mengatur gerak geriknya. Tetapi memang lebih
membutuhkan kerja keras dibandingkan pegawai kantoran yang sudah jelas
pekerjaannya. Toh hal tersebut tidak masalah bagi beliau selama itu merupakan
pekerjaan yang disenanginya.
Ya
seperti itulah sedikit wawancara saya dengan Pak Iwan ketika saya sedang mampir
ke tempatnya. Jiwa kewirausahaan itu ternyata penting bagi mereka yang memang
“bosan” dengan peraturan perkantoran. Sebenarnya semua pekerjaan itu
boleh-boleh saja asalkan masih terbilang halal seperti Pak Iwan ini.
Terima Kasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar